Pada tahun 2024, perkembangan panel surya di Indonesia mengalami kemajuan signifikan menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian ESDM, sedang fokus untuk membangun industri panel surya terintegrasi dengan target menjadi salah satu penghasil energi surya terbesar di Asia Tenggara. Proyek ini diharapkan dapat berkontribusi besar terhadap pencapaian target 23% energi baru terbarukan (EBT) dan net zero emission. Selain itu, potensi energi surya di Indonesia sangat besar, mencapai lebih dari 3.200 gigawatt (GW), meskipun saat ini pemanfaatannya baru sekitar 200 megawatt. Dengan kondisi iklim tropis dan banyaknya lahan yang tersedia, Indonesia memiliki prospek positif dalam memanfaatkan energi surya sebagai sumber energi utama.
Menurut data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, hingga Januari 2024, realisasi pemanfaatan PLTS atap mencapai 149,2 megawatt-peak (MWp). Industri menjadi sektor dominan dengan 82,72 MWp, disusul bisnis 21,78 MWp. Sementara itu, rumah tangga sebesar 20,81 MWp. Namun, dari segi jumlah, rumah tangga ada di posisi tertinggi dengan 5.805 pelanggan, sedangkan bisnis 1.756 pelanggan dan industri 190 pelanggan.
Sumber: Kementerian ESDM, Direktorat Jenderal EBTKE
Dalam upaya meningkatkan produksi lokal, Kementerian Perindustrian juga ikut andil dalam menargetkan peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk panel surya hingga 90% pada tahun 2025. Saat ini, TKDN untuk industri panel surya berkisar antara 40-47%. Selain itu, potensi energi surya di Indonesia sangat besar, mencapai lebih dari 3.200 gigawatt (GW), meskipun saat ini pemanfaatannya baru sekitar 200 megawatt. Dengan kondisi iklim tropis dan banyaknya lahan yang tersedia, Indonesia memiliki prospek positif dalam memanfaatkan energi surya sebagai sumber energi utama.